Friday, July 15, 2011

Silat Pahaman Tarogong-Cilandak

Silat Pahaman H. Batong / Tarogong
Guru : Ustadz Jamun Husein (masih mengajar)
Ustadz Jamun berguru kepada Haji Husein, haji Husein berguru pada batua Guru (Batua tugu meninggal umur 102 tahun)dan Batua Guru berguru pada Wa' Siban (Kampung Bulu).
Kontak: fb: Pangeran Tarogong

Lihat Videonya Klik DISINI

Sejarah Silat Pahaman Kp. Kedaung

Sekelumit tentang perguruan PS.FAHAM. Awalnya ini silat ada di jakarta selatan tepatnya di Lebak bulus. Kai tua H.Jimi beguru ama Bapak kai tua Siban dari jampang bulu (Kp. Bulu) Bogor. Kai tua Jimi punya murid Kong Manun, Kong Suman, keduanya anak Kai tua Jimi. Nah yang dari kp.kedaung serua indah -Ciputat-kong H.konet. Kong Suman ngajar di daerah cikarang Bekasi.Kong Manun ama Kong H.Konet ngajar di Kedaung-Ciputat. mereka hidup dari jaman penjajahan belanda sekarang semua sudah almarhum.khusus perguruan PS.FAHAM kalo ada yang lebih tau dari saya tolong dibetulin,kalo salah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.... buat keluarga besar Bapak kai tua Siban saya mohon Maaf karena sudah lancang. Semata-mata ini saya lakukan untuk kelanjutan PS.FAHAM bukan karena sombong atau membanggakan nama para orang tua atau Perguruan .Saya melakukan ini ingin lebih banyak saudara sebagaimana para orang tua ajarkan pada kami. Berkah selamat di dunia dan akhirat.Amin ya ALLAH,LAAILAAHAILALLAH berkah nabi MUHAMMADAROSULULLAH

Lanjut cerita "karena H,konet ma kong manun ngajar dikedaung maka pada waktu itu banyak muridnya atau istilah perguruan FAHAM anak buah.diantara anak buahnya yang nerusin ngajar di kedaung baba sinan,baba Sata, .bapak H.jantol wa Asmah.ini juga semua dah Almarhum.nah kong manun punya anak baba brohim,yang sekarang ngurus makam Kai tua H.jimi ama H.Manun sampe sekarang makam ini masih dijiarahin.dulu ni makam adanya di Lebak Bulus-Jakarta Selatan.karena ada penggusuran buat perumahan sekarang Pondok Indah, maka makamnya dipindahkan ke daerah Ciputat tepatnya jn.Musholah An Nur Kedaung-Ciputat.satu lagi anak kong H.Manun baba Mursid Almarhum juga ngajar dan tinggal di kedaung (tidak ada penerusnya).Buat yang tinggal di daerah Lebak Bulus,Terogong,Pasar jum,at dan sekitarnya....mungkin cicit dari penerus PS.FAHAM atau dari Pondok Labu ingin meluruskan silsilah silahkan.

kong Manun punya anak,baba Amja.baba mursid,baba ahmad Amarhum,dan baba Ibrohim,baba amja nerusin ngjar faham di Cikarang ,Tepatnya daerah Serang bekasi.sekarang yang nerusin muridnya KI Ijjah.yang di Kedaung-Serua Indah urutannya adalah H.Konet punya murid Kong sinan,kong sata,kongH.jantol, wa Asmah,sekarang dahalmarhum,semua ngajar dikampungnya masing2.ada lagi baba Naming,sekarang masih hidup usia 65th sekarang masih bisa ngajar sedang tidak aktif.tugas pengurus makam Kai tua H.Jimmi dan Kong H.manun adalah baba Ibrohim ama pengurus muda anak baba Amja, si Ambran,makam ini setiap bulan maulid ramai dijiarahi oleh para penerus PS.FAHAM.Mulanya ni makam ada di Lebak Bulus-Jakarta selatan Karena digusur buat perumahan elite sekarang jadi Pondok Indah,maka makamnya dipindahkan di daerah Kedaung Jl.Musholah An Nur.Sampai sekarang masih aktif walau yang belajar ga banyak.segini dulu nanti bosen kalo kepanjangan *Bangjuki36@yahoo.com

Tuesday, March 8, 2011

Pahaman Baba Aliman


Profil : Aliman Bin Umar (1930-2009)
Kelahiran Lebak Bulus pada tahun 1930 dan menikah dengan Aronih Binti Nursan Bin H. Minggu asal Pisangan Timur Cirendeu dan Baba Aliman menetap dan menyebarkan Pahaman di Cirendeu sampai wafatnya (2009)
Baba Aliman berguru kepada Wa’ Manun, Wa' Manun Berguru kepada Wa’ Jimni dan Wa' Jimni berguru kepada Wa’ Siban Kampung Bulu.

Monday, February 21, 2011

Silat Pahaman Yang Efektif


Silat Pahaman mengajarkan hindaran dan serangan dari sudut yang sangat sempit. Silat Pahaman membiasakan pengajaran dengan duduk bersila berhadapan dan bersentuhan lutut. hal ini membuat mereka yang belajar silat pahaman musti waspada akan setrangan dari jarak dekat dan dapat menyerang dari sudut tubuh dan ancang-ancang serangan pendek. Momentum perpindahan berat badan bahu dan pinggul menjadi penting untuk membuat serangan jarak pendek tetap efektif.

Friday, February 18, 2011

Silat dan Penemuan Keris Kuno di Jepang


Sejarah keris merupakan bagian dari sejarah beladiri perang dan silat di Nusantara. Keris adalah simbol kejayaan dan penguasaan.
Penemuan fosil keris di sebuah kuil jepang mungkin adpat menguak kejayaan nusantara dengan angkatan perang danarmada perdagangannya.
Penelitinya, Prof Takara mengatakan Kerajaan Ryukyus di Jepang( pemilik kuil ini) telah melakukan hub,dagang dengan (Thailand), between 1425 and 1570, Malacca (1463-1511), Patani (Southern Thailand) (1490-1543) dan beberapa wilayah di Indonesia (Palembang, Java and Sumatra) dan Cambodia.

Thursday, February 17, 2011

Bela Diri Nusantara Purba



Saya terkaget melihat foto patung yang dibuat oleh penemu manusia jawa. Digambarkan saat itu manusia jawa telah menggunakan senjata untuk membela diri dan berburu. barangkali inilah cikal bakal silat di Nusantara yang kemudian dikembangkan ke seluruh dunia.
Ini diperkuat dengan penemuan bahwa Nusantara adalah asal dari penyebaran manusia. Penelitian yang dipaparkan dalam sebuah buku Eden From The East ini menyebutkan hasil penelitian DNA yang menyebutkan bahwa Nusantara adalah wilayah pertama kali peradaban dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah dunia. Bisa jadi silat purba merupakan peradaban beladiri tertua yang akhirnya mengispirasi beladiri lain di dunia.

Membalas Serangan Lawan


Silat Pahaman mengajarkan pentilan dan balasan yang efektif. Serangan lawan di hindar atau dipentil (ditolak) bersamaan dengan masuknya serangan balasan yang mamatikan. Serangan ke arah lawan dapat dilakukan dengan pukulan atau geprakan ke arah bagian tubuh terlemah dari lawan.

Pukulan Pahaman


Silat pahaman mengajarkan menghadapi lawan dari jarak dekat dan berhadapan. Serangan Silat pahaman langsung mematikan ke arah kelemahan lawan. Dalam kecepatan yang tinggi seranagn Silat Pahaman sangat efektif dan sangat efisien. Serangan silat pahaman selalu memakai momen tubuh sehingga menghasilakn daya ledak yang melumpuhkan sasaran.

video Silat Pahaman


Wednesday, February 16, 2011

Silat Pahaman Diantara Silat Betawi Lainnya

Beberapa gambaran umum mengenai silat betawi khususnya;

1. Cingkrik; maenan dari rawa belong; banyak maenan take down, alias ngejatohin lawan, bantingan, permaenan perpindahan berat badan dari kaki ke kaki, pukulan kaga dominan, semua anggota tubuh dipake buat ngejatohin lawan, mulai dari bantingan pake tangan, kaki, ampe dengkul jadi senjata buat bantingan dan lemparan...

2. Beksi; berkembang di daerah tangerang dan selatan jakarta...banyak dominan pukulan bener2 maen pukulan lah, bertahan dari 4 sisi, gunain serangan kepalan tangan sikut, injekan/gejekan kaki, juga dengkul...mennya bener2 maen tenaga pukulan, meskipun maen rasa juga...pukulannya unik seperti pukulan telentang, jempolnya diatas kepalan seperti bentuk uppercut..nih maenan merupakan akulturasi dari maenanya orang lokal yaitu Ki Mahali dan maenan Cina punyanya Li Ceng Ok...pengaruh cinanya kuat banget...

3. Golok Seliwa; nih maenan istimewanya di maenan goloknya, oloknya di pindah2 tangan kiri dan kanan, banyak tipuannya..jurus dasarnya dari tangan kosong dulu, udah mahir baru maen golok...maen goloknya mulai dari nyabut golok dari sarung/ kaya iaido ampe tuh golok udah keluar sarungnya..

4. Paseban: maenan asli Paseban Jakarta Pusat diciptain sm Engkong Muhammad Saleh bin Salman alias Mad Saleh...maenan ngandalin power kekuatan kuda2 dan kekuatan pinggang/pinggul..banyak maen pukulan tendangan di jarak menengah..sekalinya deket maen tangkep, patah, konci, banting...kepepet diajak ke bawah, kepaksa deh maen ground fighting...bantingan dan tangkep kuncinya yah bisa dibilang mirip2 sama jujutsu Jepang lah...

5. Pengasinan; nih maenan dari daerah Sawangan dan Depok sekitarnya...versi yg aliran sy dapet adalah versi Babe Uwie effendi..sumbernya dari Uwa Misar dan Uwa Siban...mendapat pengaruh juga dari aliran Cimande dan Cikalong juga beberapa aliran lain...versi Babe uwie merupakan gabungan dari versi Uwa Misar dan versi Kebon Kopi punyanya Pak Marno'i...ciri khasnya maenan rapet, banyak maen pukulan dan variasi tendangan pendek2..maen tangannya banyak teknik sticky hand alias traping..mirip2 sm Chi Sao-nya wing Chun biarpun ga mirip2 amat seh...sekedar ngegambarin aja biar ga bingung....

6. Silat Pahaman nih maenan berkembang di pondok Labu, Lebak Bulus dan Sekitarnya..nih ada saudara perguruan sama Uwa Misar Pengasinan. Uwa Siban mengembankan silat Pahaman seperti yang dijelankan di blog ini.

7. Silat Koplek, ga tau asalnya darimana, cuman dulu banyak berkembang di Kemang, ciri khasnya permaenannya berisik, kalo mukul banyak pake tepokan..ngandalain pukulan pendek cepet2 dan juga kuda2 sangat rendah...

8. Silat Sibunder, kaga tau asalnya darimana cuman dulu sempet berkembang di daerah kwitang, senen...maenannya kuda2nya unik lebar2, bergerak melingkar...serangannya ngikitin maunya lawan dan melempar dengan tenaga lawan...banyak intercepting juga, motong tenaga lawan...yah bisa dibilang mirip2 sama Pat Kwa...

9. Silat Mustika Kwitang. maenan asal Kwitang, akulturasi dari maenan lokal yg sekarang diterusin sm Babe Zakaria..yang sama leluhurnya diramu alias di mix sama maenan Cina punyanya Kwee Tang Kiam..maenannya mirip2 kung fu..ngandalin power..kekuatan pukulan...

10. Sabeni; maenan dari Tanah Abang/Tenabang, maenan ciptaan Kong Sabeni..ciri khasnya kuda2 tinggi, pukulan pendek, pukulan setengah terkepal/pukulan nyontok, nyerang pake buku2 ruas jari..serangan tangan dibarengin sama serangan kaki..kuda2nya bergerak terus...kaga ada tendangan...

11. Silat Haikun; kaga tau begimana sejarahnya, yg jelas berkembangnya di daerah fatmawati/cipete dan sekitarnya..kuda2nya sangat rendah sekali...banyak sapuan kaki, dan serangan jatuhan take down menggunakan tangan ke arah kaki..kuda2nya kokoh banget...serangannya banyak nyerang lower body lawannya...

Dikutip dari Ghorylla (Kaskus)

Video Silat Pahaman

Gerak Silat Pahaman

Bagi yang ingin lihat sedikit gerak Silat Pahaman dapat membuka link ini http://videosilat.com/video/613a7c49490f99f/Silat-Pahaman-Baba-Nasan-Jalan-Bango-Pondok-Labu

Kiprah H. Chaerudin Sang Pendekar Silat Pahaman


Sejarah Jakarta mengenal berbagai sosok pendekar sebagai pejuang penegak keadilan yang berupaya membebaskan tanah air dari cengkeraman kuku penjajahan. Sifat satria mereka merupakan inspirasi bagi masyarakat kala itu. Kini, meski bangsa kita tak lagi dijajah Bangsa asing, ternyata masih ada sosok pendekar yang patut dijadikan teladan. Tentu tindakannya tidak lagi sama seperti di jaman dulu. Namun garis perjuangannya yang menegakkan keadilan dan mengupayakan kesejahteraan rakyat masih sama. Salah satunya adalah Bang Idin, pendekar dari Kali Pesanggrahan.

Berawal dari Kenangan Masa Silam

Semuanya berawal dari kenangan masa kecil H. Chaerudin. Tokoh yang dalam kesehariannya selalu mengenakan pakaian khas betawi, lengkap dengan peci dan goloknya ini, ingat betapa mudahnya dulu memancing ikan di Kali Pesanggrahan. Kicauan burung begitu merdu menghiasi suasana di pinggir kali. Aneka satwa lain juga dapat dengan mudah ditemui. Tapi kondisi di akhir 1980-an sangatlah jauh berbeda. Sampah bertebaran sepanjang bantaran yang tandus atau di kali yang airnya kehitaman.

Kenangan itulah yang mendorongnya pergi bertualang, menyusuri kali dengan batang-batang pisang sebagai rakitnya. Di tahun 1989 ia mencoba mencari tahu apa saja yang masih tersisa di sepanjang aliran kai. Pohon apa saja yang tak lagi tegak, satwa apa saja yang lenyap, ikan-ikan apa saja yang minggat, dan mata air mana saja yang alirannya seolah tersumbat. Hasilnya adalah sebuah keprihatinan yang membuat darah kependekarannya menggelegak serta lahirnya sebuah tekad yang sederhana namun sekeras goloknya: mengembalikan Kali Pesanggrahan menjadi seperti dulu lagi.

Tekadnya memang sederhana, namun menyimpan hal-hal besar dan tak mudah untuk dilakukan. Untuk mengembalikan "kesehatan" sungai, lelaki yang beristrikan Partinah ini harus menghidupkan lagi mata air yang ada. Itu berarti pohon-pohon harus tumbuh di sepajang bantarannya. Padahal, untuk menanam pohon, ia harus membersihkan bantaran, baik dari sampah maupun bangunan. Maka dimulailah usahanya dengan membersihkan sampah.

Langkah ini ternyata tidak mudah. Berkali-kali ia bersitegang dengan orang-orang yang sering membuang sampah sembarangan. Terutama pemilik rumah yang membangun tembok tinggi di bantaran. Tapi darah kependekaran memang mengalir deras dalam nadinya. Ia tak lantas menggunakan kekerasan untuk menyadarkan "orang Gedongan" yang bertabiat kampungan itu. Mereka tetap dihimbau dengan cara persuasif. Tentu saja orang-orang itu tak sudi dinasihati. Mereka beranggapan bahwa mereka telah membeli tanah hingga ke tepi sungai. "Apa hak Anda melarang saya membuang sampah di wilayah saya sendiri. Mana dasar hukumnya, SK-nya?" begitu tantang mereka.

Sedangkan lelaki kelahiran 13 April 1956 ini beranggapan bahwa tak seorangpun boleh memiliki bantaran. "Itu milik kita semua," ujarnya. Dan, "Di pinggir kali nggak ada bahasa hukum. SK saya dari langit," sambungnya lagi dengan keyakinan tinggi.

Ketika mereka tetap membandel, Bang Idin tidak juga menggebrak dengan golok terhunus, tapi malah mengumpulkan sampah-sampah ke dalam kantong plastik lalu digantungkan di pagar depan rumah orang-orang itu. "Supaya mereka paham bagaimana rasanya kalau di depan hidung mereka ada sampah. Mereka begitu kan karena belum paham." Tak jarang Bang Idin harus berurusan denganaparat kelurahan, kecamatan, BPN, bahkan polisi.

Bang Idin lalu mengajak tetangganya untuk turut serta. Diyakinkannya bahwa secara turun temurun, Pesanggrahan adalah tanah pendekar, sehingga mereka pun keturunan pendekar. Jadi, "Jangan sampai wilayah pendekar diacak-acak orang." 17 orang petani kemudian membentuk kelompok Bambu Kuning dan ikut serta dalam barisan Bang Idin untuk berjuang.

Lambat laun, kesadaran juragan-juragan tanah yang membangun pagar beton tinggi hingga ke bantaran kali mulai tumbuh. Mereka menyadari juga perlunya penghijauan di bantaran. Maka sejak tahun 1998, secara bertahap mereka merelakan pagar-pagar mereka dibongkar.

Kesulitan berikutnya muncul, sebab mereka tak tahu harus menanam apa. Bibit belum tersedia. Akhirnya disepakati, dalam setiap pertemuan yang diadakan dua kali setiap bulannya, setiap anggota diwajibkan membawa bibit pohon dan mereka menanamnya bersama-sama. Terserah bibit apa saja.

Saat ini, kelompok tani itu telah menjelma menjadi Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga Buana (KTLH Sangga Buana). Wilayah kerjanya bertambah luas. Ribuan pohon telah berhasil ditanam. Pengadaan bibit bukan lagi hal yang sulit. Banyak instansi maupun perseorangan yang membantu pengadaan bibit ini.

Merekapun tidak sembarangan menanam. Aspek geografis juga menjadi pertimbangan. Tidak semua pohon bisa ditanam di pinggir kali atau di tanah yang miring. Mereka mengandalkan ilmu yang didapatkan secara turun temurun. Maka pepohonan yang tinggi, seperti kayu secang, salam, tanjung, kedondong laut, nangka, senggugu, belimbing wuluh, mandalika, ditanam dekat dengan bibir kali. Pohon-pohon jenis tersebut memiliki akar yang sanggup mencegah erosi, selain ketinggiannya akan menjadi koridor bagi jalur lalu lintas burung-burung. Di sela-sela pepohonan tersebut ditanami tanaman obat perdu, seperti empon-emponan, brotowali, nilam, jeroak, sambiloto, dan lainnya. Agak jauh dari bibir sungai, barulah ditanami pisang atau bambu serta tanaman sayur-sayuran.

Kini hasilnya sungguh luar biasa. Area seluas 40 hektar, membentang sepanjang tepian Kali Pesanggrahan, menjadi ijo royo-royo. Burung-burung berkicau setiap hari. Bahkan burung cakakak yang bersarang di tanah dan sudah jarang ditemui di wilayah lain di jakarta, kini juga bisa ditemukan. Pohon-pohon yang mulai langka di Jakarta semacam buni, jamblang, kirai, salam, tanjung, kecapi, kepel, rengas, mandalka, drowakan, gandaria, bisbul, dapat dijumpai di sini. Belum lagi tanaman obat yang jumlahnya mencapai 142 jenis.

Disamping menghijaukan bantaran, Bang Idin dan kelompoknya juga berhasil menghidupkan kembali tujuh mata air yang dulunya mati. Air sungai tak lagi kehitaman, sehingga cukup sehat bagi berkembangbiaknya ikan-ikan. Secara berkala, KTLH Sangga Buana melepaskan bibit-bibit ikan yang dibudidayakan di tambak-tambak ke dalam kali Pesanggrahan.

Bahkan, upaya yang dilakukan telah berhasil mengangkat kesejahteraan petani-petani di sekitar kali pesanggrahan. Mereka bisa memasarkan hasil kebun sayuran maupun pohon-pohon produktif lainnya semacam melinjo yang diperkirakan berjumlah 8000 batang pohon, maupun pisang dan buah-buahan lainnya.

Kini, bantaran kali Pesanggrahan ramai oleh pengunjung dari seluruh Jakarta, menjadi hutan wisata gratis yang boleh dikunjungi siapa saja. Uniknya, setiap pengunjung akan diajak menanam pohon atau menebar benih ikan di kali. Mereka juga tidak dilarang memancing atau mengambil hasil hutan seperti memetik melinjo dan memotong rebung. Gratis, asalkan Anda tidak merusaknya. Tapi jangan coba-coba mencari ikan dengan racun atau cara-cara "keji" lainnya, karena Bang Idin dan koleganya akan segera menegur Anda. Tentu saja Anda juga bisa membeli sayuran dari para petani di sana. Maka tak heran jika pengunjung makin ramai. Berbagai kelompok dari sekolah maupun perguruan tinggi juga menyumbangkan ilmu dan tenaga mereka di sini. Beberapa rombongan expatriate dari Jerman, Inggris, Perancis, Australia, Belanda hingga Jepang pun ikut mencoba merasakan keasrian daerah ini. Untuk mendampingi para wisatawan mancanegara tersebut Sangga Buana mendapatkan bantauan tenaga sebagai pemandu wisata dari Universitas Trisakati yang sebelumnya diberikan pengetahuan tentang alam dan sejarah disana. Tercatat sekitar 4000 orang datang berkunjung tiap tahunnya

Berbagai penghargaan telah diperoleh Bang Idin dan kelompoknya. Tapi, "Yaaah itu mah buat apa. Banyak. Ada Kalpataru, atau apa lah, saya ndak urus. Tahun 2002 kalau ndak salah pernah dapat penghargaan penyelamatan air sedunia. Dan banyaklah piagam-piagam, dari Abu Dhabi, pemerintah Jerman, Belanda. Tapi saya tidak mengharap apa-apa. Apa sih artinya semua penghargaan itu kalau suatu perjuangan tidak bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Tapi paling penting apabila karya saya ini tidak nyusahin orang. Saya sangat sedih. Orang yang bisa paham dengan lingkungan itu memberi penghargaan paling tinggi buat saya. Padahal itu hanya bagian dasar dan pemikiran saya, bahwa kami mengerjakan itu semua. Satu: menyelamatkan alam." Begitu ujar Bang Idin saat ditanya berapa banyak penghargaan yang telah diperolehnya.

Saat ini, Bang Idin sedang menularkan ilmunya di bantaran kali Ciliwung. Dukungan dari masyarakat sekitar, terutama dari pemuda-pemuda sudah didapatkan. Diharapkan pola yang sama bisa digunakan untuk "memerdekakan" bantaran-bantaran sungai yang lain di ibukota dari "penjajahan" sampah maupun kerusakan lingkungan akibat kebodohan manusia-manusia serakah.

Sungguh, bagi kita sosok Bang Idin merupakan seorang pendekar. Ayah dari dua anak, Widuri Indrawati (dosen Ekowisata Kelautan IPB) dan Ario Saloko (murid SMU Darul Maarif) ini benar-benar sosok yang bisa dijadikan teladan. Kepeloporannya dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup sanggup membuat siapa saja merasa kecil saat berhadapan dengannya. Meski hanya mengenyam pendidikan hingga kelas dua SMP, namun aktifitasnya akan sanggup membuat malu orang-orang berpendidikan tinggi, bahkan aktifis anggota perhimpunan mahasiswa pecinta alam sekalipun.

Dikutip dari Artikel online

Kenangan Ziarah ke Makam Wa' Siban bersama Aba' Aliman


Alhamdulillah, saya berkesempatan ziarah ke makam Uwa Siban *kami menyebutnya. yang mempormulasikan silat Pahaman di daerah kp. bulu. Saya disambut oleh cucu atau anaknya Uwa Siban dan diantarkan kemakamnya.

semuanya sudah nampak berubah sejak saya datang tahun 1980-an, sudah tidak ada rumah (Uwa Siban) dari kayu dan bilik gaya tempo dulu dengan pelataran yang luas. Makamnya pun sudah berganti dengan keramik, semuanya sudah berubah kecuali pohon gandaria besar yang masih berdiri didekat makan, dan sekarang pun sudah hampir mati.

Foto di atas adalah Foto Aba' Aliman, Beliaulah yang dahulu mengajak ziarah 2 kali sewaktu penulis masih kecil.

Monday, February 14, 2011

Kampung Bulu Asal Muasal Silat Pahaman

Kampung Bulu ada di kawasan Parung dekat dengan Perumahan Harco. Dikampung Bulu ada Makam Babah Siban yang diyakini sebagai Guru Besar Silat Pahaman. Ada satu keluarga yang masih menjaga makam ini dan melayani tamu yang berziarah.

Bangunan makam Babah Siban ini sangat sederhana, sebuah pintu yang agak rendah adalah pintu ,masuk satu satunya menuju makam ini, Didalamnya terdapat beberapa makam, dengan lantai yang sudah dibalut keramik, Peziarah duduk bersila dan memanjatkan doa dan tahlil untuk mendoakan Sang Guru.

Yayang Setiawan adalah anak seorang Guru Silat Pahaman di Cirendeu Jaksel yang beberapa kali sewaktu kecil diajak ayahnya berziarah ke Kampung Bulu. Yayanglah yang mengajak penulis ikut menelusuri Kampung Bulu dan berziarah ke Pendiri Silat Pahaman dengan ditemani seorang pesilat Pahaman berumur setengah baya dari Cirendeu.

Kunjungan singkat ini berkesan, dan menjadi pintu pembuka sejarah Silat Pahaman yang tersohor itu.